My Picture

Some text here.

More about me»

madang wes leeek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.

Pengelasan dan pembubutan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.

Mesin bubut pertama kali ditemukan oleh Hendy Maudillay pada tahun 1800 M di Inggris. Pada waktu itu mesin bubut yang diciptakan masih sangat sederhana dan tidak begitu rumit dalam penggunaannya sehingga produk – produk yang dihasilkan juga sederhana.

Proses penyambungan termasuk penjelasan, mematri, penepaan, brasingtelah lama dikenal, bahkan dijumpai 3000 tahun yang lalu. Pada tahun 1903 Thomas A. Edison, salah seorang pelopor di bidang pengembangan teknologi las, mengajukan permintaan hak paten untuk diposisi nikel secara elektrolitik diantara plat yang dipanaskan dalam lingkungan hydrogen.

Seiring dengan perkembangan zaman maka makin berkembang pula kebutuhan manusia akan teknologi untuk memudahkan aktifitas manusia, sehingga keterampilan operator yang sangat dibutuhkan dalam mengoprasikan mesin perkakas terutama mesin las dan mesin bubut.

1.2 Tujuan percobaan:

Tujuan umum:

1. Mengetahui prinsip dasar atau prinsip kerja mesin bubut dan mesin las.

2. Mengenal fungsi-fungsi dari bagian mesin bubut dan mesin las.

3. Mengetahui jenis-jenis dalam mesin bubut dan mesin las.

4. Mengetahui cara pengelasan dan pembubutan yang baik dan benar.

5. Mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengelasan dan pembubutan.

Tujuan khusus:

1. Dapat mengoprasikan mesin las dan mesin bubut untuk menghasilkan suatu produk.

2. Dapat membuat benda kerja sesuai dengan yang direncanakan.

3. Mengetahui jenis-jenis sambungan dan kampuh padamesin las.

4. Mengetahui macam-macam elektroda.

1.3 Aplikasi:

1 Mahasiswa terampil mengunakan mesin bubut dan mesin las dengan efektif dan efisien.

2. Mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis dari mesin bubut dan mesin las.

3. Mahasiswa mampu merencanakan dan menghasilkan suatu produk dengan menggunakan mesin bubut dan mesin las.

4. Mahasiswa dapat menghitung kekuatan sanbungan las sehingga dapat membuat produk yang lebih kokoh dan tahan lama.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin yang mempunyai gerak utama berputardan

berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuranbenda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dangan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak kekanan, kekiri searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.

Mesin bubut mendapat dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V (VAN BELT) dari motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada sisi kepala tetap salah satu dari 27 percepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis dapat diperoleh. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja.

Jenis-jenis Mesin Bubut

Dilihat dari karakteristik desaignya yang menonjol:

1. Pembubut kecepatan (speed lathe)

Pembubut ini merupakan pembubutan yang palin sederhana. Pembubut kecepatan terutam digunakan untuk pembubutan kayu, pemberian pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubutan mesin dan dalam pemusingan logam.

2. Pembubut mesin (Engine lathe):

Pembubut mesin mendapat kan daya dari mesin. Pembubut mesin juga memiliki cirri-ciri tambahan yaitu untuk mengendalikan kecepatan spindle, dan untuk menyangga dan mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap.

3. Pembubut Bangku(Benc Lathe)

Nama pembubutan bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan pada bangku kerja.

4. Pembubut ruang perkakas (Toolroom latle)

Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan pembubutan yang teliti. Merupkan kepala beroda gigi yang digerakan secara tersendiri dengan kecepatan spindel. Pembubut ruang perkakas harus berhati-hati untuk ketelitianya yang sesuai namanya digunakan untuk membuat perkakas kecil, alat ukur, cetakan dan bagian presisi lainya.

5. Pemuut Turet

Mesin pembubut turet memiliki ciri khas khusus yang terutama menyesuaikan kepada produksi. Karakteristik utama dari mesin ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang berurutandapa distel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam urutan yang sesuai. Pembubut turet dibagi dalam beberapa tipe yaitu:

a)Horizontal :

1) Jenis Ram

2) Jenis Sadel

b) Vertikal :

1) Stasiun Tunggal

2) Stasiun Jamak

c)Otomatis

6. Pembubut Otomatis

Mesin bubut yang perkakas nya secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah urutanya diselesaikan dikenal sebagai mesinbubut otomatis. Mesin ini dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku jadang dapat dimesinsecara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan operator.

7. Mesin Ulir Otomatis

Ciri utama dari penemuan mesin ini adalah memberikan gerak pengendalian untukmesin bubut sedemikian sehingga pahat dapat dihantarkan kepada benda kerja dengan kecepatan yang diinginkan, dimundurkan, dan diarahkan kepada kedudukan berikutnya. Ini semua dipenuhi sebuah nok silinder atau drum yang terletak dibawah turet.

a. Spindel Tunggal.

b. Spindel Jamak.

8. Fris Pengebor Vertikal

Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena enda kerja berputar pada meja horizontal yang modelnya mirip dengan fris pembuat tembikar lama. Pemotongnya adalah stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel menyilang yang ketinggianya dapat distel.

Bagian-bagian Utama Mesin Bubut:

Bagian-bagian utama dari mesin bubut adalah alas mesin, kepala tetap, kepala lepas, eretan dan mekanik percepatan.

I. Alas Mesin

Alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatas kerangka tersebut eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun alur alas mesin (bed) berbentuk V datar atau rata.

II. Kepal Tetap

Di dalam kepala tetap, spindel utama terpasang pada bantalan, fungsinya untuk memindahkan putaran kebenda kerja, spindel harus terpasang kuat dan terbua dari baja yang kuat, pada umumnya bagian dalam spindel dibuat berlubang.

III. Kepala Lepas

Kepala lepas dapat dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan memperbesar lubangan (reamer), kepala lepas dilengkapi dengan kerucut morse, gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti: bor reamer, center jalan dan lain-lain.

IV. Eretan

Eretan terdiri dari: sadel/pelana, eretan melintang, eretan kombinasi,pemegang pahat, kotak opron. Eretan adalah penopang utam dan pembawa pahat bubut, yang dapat disetel, eretan ini terdiri dari: sadel, eretan melintang,eretan atas dengan penjepit pahat dan apron (kotak mekanik pengatur).

V. Mekanik Percepatan

Poros pembuat ulir(lead screw) hanya dipakai untuk membuat ulir, dari kepala tetap, leadscrew ini digerakan melalui peti roda gigi (gear box) apabila mur setengah (half nut) yang mencekam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros berulir menggerakan eretan dengan arah memanjang.

Mekanis pengunci digunakan bila mur setengah (half nut) dihubungkan dengan poros percepatan (feed shaft) memanjang atau melintang secara tidak tepat, berakibat rusaknya mekanisme, rusaknya mekanisme dapat dicegah dengan memasang alat pengaman.

2.2 Pengelasan

Adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yangakan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap oksida-oksida.

Ada empat cara yang dapat ditempuh untuk memanaskan logam pada penyambugan:

· Pencelupan benda yang akan disambung dalam logam pengisi atau fluksi cair.

· Mematri dengan menggunakan dapur, disini benda dijepit dan dimasukan dalam dapur lingkunganyang terkendali pada suhu penciran logam patri.

· Mematri dengan nyala, adalah sama dengan oksi-asiteli. Panas bersal darinyala oksi-asitelin atau oksi hydrogen dan logam pengisi dalam bentu kawat dicairkan pada celah sambungan.

· Pada patri listrik panas berasal dari tahanan induksi atau busur.

Proses pengelasan

Berbgai proses pengelasan telah dikembangksn, tergantung pada cara pemanasan dan peralatan yang digunakan, proses pengelasan yaitu:

1) Pengelasan patri

Ø Nyala

Ø Celup

Ø Tahanan

Ø Infra merah

Ø Dapur

Ø Induksi

2) Pengelasa tempa

a. Dikerjakan dengan tangan

b. Dekerjakandengan mesin

· Rol

· Pukul

· Dei

3) Pengelasan gas

Ø Udara-asettelin

Ø Oksi-asettalin

Ø Oksi-hidrogenkan

Ø Tekanan

4) Pengelasa tahanan

Ø Titik

Ø Kampuh

Ø Proyeksi

Ø Tumpu

Ø Nyala

Ø Percussion

5) Pengelasan induksi

Ø Frekuensi tinggi

6) Pengelasan busur

Ø Elektroda karbon

a. Elektroda karbon

· Terlindung

· Tanpa lindungan

Ø Elektroda logam

· Terlindungi

ü Busur terlindungi

ü Titik busur

ü Hydrogen atom

ü Gas inert

ü Busur terendam

ü Lantak terak elektro

· Tanpa lindungan

ü Logam polos

ü Lantak

7) Pengelasan laser

8) Pengelasan gesekan

9) Pengelasan termit

· Tekanan

· Tanpa tekanan

10) Pengelasan air

11) Pengelasan dingin

· Tekanan

· Ultrasoni

12 pengelasan letup

Teknik pengelasan

Adalah sikap pengelasan atau pengaturan posisi dan gerakan arah dari pada elektroda sewaktu mengelas.

Adapun beberapa posisi mengelas yaitu:

1. Posisi dibawah tangan

Yaitu suatu cara mengelas yang dilakukan pada permukaan datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las 70-80 terhadap benda kerja.

2. Posisi tegak (Vertical)

Yaiu suatu cara pengelasan dengan arah pengelasan keatas atau kebawah.

Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan yang cair, kemiringan elektroda sekitar 70-85 terhadap benda kerja.

3. Posisi datar (Horizontal)

Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas kemiringan elektroda dibuat sekitar 70-80 kearah benda kerja.

4. Posisi di aas kepala (Over Head)

Pada posisi ini sangat sukar dan berbahayakarena bahan cair banyak yang berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh Karena tukang las harus diperlukan perlengkapan yang lengkap seperti safety body, antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu kulitdan sebagainya.kemiringan elektroda antara 75-85 terhadap benda kerja.

BAB III

BENDA KERJA

3.1 Gambar Benda Kerja

3.2 Peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan dalam membuat sebuah palu konde adalah:

1. Mesin las

2. Mesin bubut

3. Mesin bor

4. Tang kombinasi

5. Palu

6. Gergaji besi

7. Kikir

8. Amplas

3.3 Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan palu konde yaitu:

st 60 ø 2”x115

BAB IV

ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

4.1 Data dan perhitungan

1. Palu konde

Harga bahan:

@Rp 10.800,-/kilo gram

Volume:

= La × t

= Π × r2 × Ns

= 3,14×(25×4)2×115

= 3,14×645,16×115

= 0,1910824 dm3

Berat bahan:

= V × berat jenis

= 0,19108024 × 7,6

= 1,452209824 Kg

~ 1,45 Kg

Harga bahan yang dibutuhkan Rp 10.800 × 1,45 =Rp15.660

2. Tangkai

Bahan: st 60 ø ″ × 290

Harga bahan

@ Rp 10.800,-/ kilo gram

Volume

= La × t

= Πr2 × 290

= 3,14 × (9,525)2 × 290

= 3,14 × 90,725625 × 290

= 82614,75413 mm

= 0,08261475413 dm3

Berat bahan;

=V × berat jenis

=0,08261475413 × 7,6

=0,62787213 Kg

~0,6 Kg

Harga yang dibuuhkan Rp 10.800 × 0,6 = Rp 6.480

Waktu proses

1. Palu

Pembubutan

Waktu proses (tm)

Tm =

a. Membubut ø 2” menjadi ø 45 (2 kali pemkanan)

N =

=

=125,3824164 Rpm

~ 130 Rpm (bubut celtik)

Tm =

=

=

=13,07692308

=13 menit 4 detik

Karena 2 kali proses proses maka

13 menit 4 detik × 2

=26 menit 8 detik

b. Membubut ø 45 menjadi ø 35 (3 kali proses)

Bahan sT 60

Cs = 20

S = 0,05

N =

=

=

= 141,5428167

~ 130 Rpm (bubut celtik)

Tm =

=

= 13,07692308

= menit 4 detik

Karena dilakukan 3 kali proses makan

=13 menit 4 detik

=39 menit 12 detik

c. Pembuatan alur konde diperkirakan selama 15 menit

d. Pembubutan bagian A (2 kali proses)

Pembubutan ø 2” menjadi ø 45

N = 130 Rpm

tn =

=

=

=5,384615385 =5 menit 23 detik

Karena dilakukan dua kali proses maka

= 5 menit,3 detik

= 10 menit 46 detik

e. Pembuatan alur diperkirakan 5 menit

Total proses pembuatan palu konde:

=26 menit 8 detik + 39 menit 12 detik + 15 menit + 10 menit 46 detik

= 1 jam 31 menit 21 detik

f. Pengeboran lubang tangkai

Ø bor = 16 mm

N =

=

=

= 398,089172

~ 400 Rpm (bor tangkai)

Tm =

=

=

= 2,5165

= 2 menit 30 detik

Total proses pengerjaan palu konde

= 1 jam 31 menit 21 detik + 2 menit 30 detik

=1 jam 33 menit 21 detik + persiapan 15 menit

= 1 jam 48 menit 21 menit

2. Tangkai

Bahan st 60 ø

S = 0,05

=

=

= 15,94594595 Cs = 20

Bubut ø menjadi dan mm

N =

=

=

= 334,3531103

~370 Rpm (bubut celtik)

Tm =

=

= 15 menit 56 detik + seting 5 menit

= 20 menit 56 detik

3. Proses perakitan

Proses perakitan ( pengelasan ) diperkirakan selang 10 menit.

Rincian biaya

1. Bahan

a. Palu konde Rp 15.660

b. Tangkai Rp 6.480

Jumlah biaya Rp 22.140,-

Elektroda @ Rp 500,- Rp 500,-

Rp 22.640,-

2. Sewa mesin

a. Mesin bubut

@ Rp 25.000/ jam

Lama proses bubut:

= 1 jam 31 menit 21 detik + 20 menit 56 detik

= 1 jam 52 menit 17 detik

= @ Rp 25.000 × 2 jam (di bulatkan)

= Rp 50.000,-

b. Bor dan las (fabrikasi & kerja bengkel) Rp 20.000

Jadi total sewa mesin:

= Rp 50.000 + 20.000 = Rp 70.000,-

3. Ongkos kerja

Ongkos kerja selama 1 hari (8 jam kerja) Rp 40.000,-

Lama kerja keseluruan:

= 1 jam 48 menit 21 detik + 20 menit 56 detik + 10 menit

= 2 jam 19 menit 17 detik

~ 2 jam 30 detik

Jadi ongkos kerja

= Rp 5.000 × 2 jam 30 menit

= Rp 12.500,-

Biaya produksi keseluruan

= harga bahan + sewa mesin + ongkos kerja

= Rp 22.640 + Rp 70.000 + Rp 12.500

=Rp 105.140,-

Laba yang diinginkan 30% biaya produksi

= Rp 105.140 × 30%

= Rp 31.542,-

Harga jual

=Rp 105.140 + Rp 31.542

=Rp 136.682,-

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

a. Mahasiswa dapat mengetahui atau mengoprasikan mesin bubut dan mesin las.

b. Kita sebagai mahasiswa dapat membuat alat dari bahan besi dengan cara dibubut dan proses penyambunganya dengan menggunakan mesin las.

c. Dalam membuat suatu alat kita dapat memperkirakan biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian bahan, jasa dan penjualan.

5.2 SARAN

a. Saran kami sebagai mahasiswa dalam membuat suatu benda kerja waktu yang dibutuhkan terlalu singkat.

b. Pemilihan bahan harus disesuaikan dengan penggunaan benda kerja tersebut.

Followers

About Me

Foto saya
cinta sangat berharga bagi saya pada kehidupan saya